Tubaba– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung, memasang 9 Early Warning System (EWS) dan 3 Water Level System (WLS) sebagai upaya mengantisipasi bencana banjir.
Kepala BPBD Tubaba Sujatmiko, didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tubaba, MD.Thiodorra, mengatakan 9 EWS dan 3 WLS tersebut dipasang di 8 Tiyuh (Desa) yang rawan bencana banjir.
“Alhamdulillah saat ini kita sudah memiliki alat sistem peringatan dini dan pendeteksi terhadap bencana banjir berupa 9 EWS dan 3 WLS. Alat canggih itu kita dapatkan dari bantuan Pemerintah Provinsi Lampung tahun anggaran 2024. Pemasangan kita lakukan sejak akhir Desember lalu, dan sekarang sudah selesai terpasang dan terkoneksi,” kata Thiodorra saat dikonfirmasi media di ruang kerjanya, Selasa (14/01/2025).
Dirinya menerangkan, adapun titik pemasangan sistem yaitu, di Tiyuh Pagar Dewa (2 EWS dan 1 Detektor Air), Penumangan (1 EWS), Panaragan (1 EWS), Menggala Mas (1 EWS), Bandar Dewa (1 EWS), Gedung Ratu (1 EWS dan 1 Detektor Air), Gunung Katun Malai (1 EWS), serta Tiyuh Karta (1 EWS dan 1 Detektor Air).
Lebih lanjut Thiodorra menjelaskan, EWS adalah alat atau sistem peringatan dini yang menyampaikan pesan bencana kepada masyarakat melalui bunyi alarm, sedangkan WLS adalah alat atau sistem yang digunakan untuk mengukur, mendeteksi, dan memantau ketinggian air pada suatu tempat atau area tertentu.
“Kalau EWS kita pasang di tengah Tiyuh, sedangkan untuk WLS dipasang di bantaran sungai. Cara kerja sistem ini adalah, apabila terjadi luapan air atau debit air di daerah tersebut sudah melebihi batas, maka alat WLS akan mengirimkan sinyal ke 9 EWS, dan secara otomatis EWS akan memberikan peringatan berupa bunyi alarm untuk menyampaikan potensi terjadinya bencana pada saat itu,” jelasnya.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk semaksimal mungkin mengurangi dampak dari bencana yang terjadi, sehingga memberikan waktu sepersekian menit bagi masyarakat untuk segera melakukan evakuasi atau penyelamatan diri dan keluarga terdekat.
“Tidak dapat dipungkiri, penerapan sistem tersebut tentu memerlukan sosialisasi serta simulasi yang mumpuni agar masyarakat mampu memahami secara menyeluruh kondisi yang mungkin terjadi di kemudian hari. Oleh karenanya, kita berharap secara bertahap ada program lanjutan setelah pemasangan alat itu, bisa dari Provinsi, Kabupaten, atau bahkan dari Tiyuh dengan menggunakan Dana Desa untuk mensosialisasikan. Tetapi untuk saat ini, setidaknya secara dasar masyarakat sudah bisa mengetahui tujuan pemasangan sistem tersebut,” tuturnya.
Menurutnya, tidak hanya berdampak positif bagi peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana, pemasangan sistem pendeteksi dan peringatan dini bencana banjir itu juga menambah penilaian Indeks Ketahanan Daerah (IKD), Kabupaten Layak Anak (KLA), dan Kabupaten Kota Sehat (KKS) di Tubaba.
“Untuk diketahui, pada sistem EWS dan WLS yang dipasang juga telah dilengkapi panel surya serta perlindungan keamanan yang canggih diantaranya dengan adanya kamera dan GPS. Kendati demikian, kita berharap Pemerintah Tiyuh juga harus tetap mengawasi dan menjaga keberadaan alat tersebut, karena setelah sistem EWS dan WLS ini dipasang, maka selanjutnya diserahkan menjadi aset Tiyuh, sehingga jangan sampai rusak apalagi hilang,” pungkasnya. (Rian)